"katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan
isteri-isteri orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal. Karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab : 59)
Wanita
Muslimah, tetaplah istiqomah di jalan Allah SWT. Meskipun di luar
sana, banyak orang-orang yang memberikan iming-iming harta dan materi,
dijadikan wanita tercantik sejagad, dan sebagainya, hanya untuk membuka
auratmu. Ketahuilah, kehormatanmu jauh lebih mahal dan jauh lebih
berharga dari semua itu?
Sebagai
dosen di Institut Teknik Genetika Universitas Monoufeya Mesir, Marwa
berada di Jerman dalam rangka studi program PhD bidang farmasi dengan
beasiswa. Di negeri inilah ia sempat kesulitan mencari kerja lantaran
memakai jilbab. Seseorang pernah menyarankan agar ia melepas jilbabnya
dengan jaminan akan mendapatkan kedudukan yang cukup tinggi dengan
gajian lumayan. Tapi apa jawaban Marwa? Dengan tegas ia menolak keras
dan mengatakan ?Tidak?!!!
Sejak saat itulah ia terus dihujani terror yang dilakukan oleh orang-orang Barat yang anti-Islam dan anti-Muslim, termasuk Alex. Mereka sering menyerang untuk melepas jilbab Marwa. Di sisi lain hak-haknya sebagai pekerja sangat didiskriminasi. Ibu satu anak yang sedang mengandung tiga bulan ini tanpa rasa takut sering mempertahankan harga diri dan keyakinannya setiap kali ia diserang. Namun, di lain pihak, Alex yang beberapa kali menyerukan anti-Islam serta melakukan penyerangan selalu berusaha mencoba merenggut paksa jilbab yang dikenakan Marwa dan kerap menyebutnya? teroris? hanya karena ia mengenakan jilbab.
Merasa sudah tidak bisa dikendalikan lagi usaha provokasi-provokasi, khususnya pelecehan, ancaman, dan hinaan yang sering dilakukan Alex terhadap jilbab yang dikenakannya, Marwa mengajukan gugatan atas perbuatan Alex. Dari sinilah awal mula peristiwa ini terjadi. Tepatnya di ruang persidangan Kota Dresden, Jerman pada Rabu, 1 Juli lalu, saat ia akan memberikan kesaksian atas ancaman terhadapnya. Belum juga selesai persidangan, sebuah serangan tiba-tiba terjadi. Dalam hitungan 30 detik, Alex mengejar muslimah itu, kemudian menyerang secara membabi buta. Tikaman mata pisau belati sebanyak delapan belas kali menghujam tubuhnya hingga darah segar keluar mengucur deras dan berceceran. Kondisinya semakin limbung, terhuyung-huyung, lalu jatuh terkapar.
Dalam kondisi kepayahan seperti ini, tangan Marwa
masih tetap berusaha sekuat tenaga mencengkeram jilbabnya demi
mempertahankan agar tidak terlepas lantaran terus ditarik keras oleh
Islamofobia tersebut (Alex) hingga ia meregang nyawa.
Ironisnya, sang suami yang hendak melindungi Marwa justru terkena tembakan dari petugas dengan alasan tidak sengaja karena salah sasaran. Itulah perjuangan seorang muslimah ketika mempertahankan syariatnya dari orang-orang kuffar hingga titik darah penghabisan, ia rela menebus darah dan nyawa. Ironisnya lagi, Pemerintah dan media massa Jerman tidak menanggapi kasus ini dengan serius. Pasca insiden pembunuhan di ruang siding ini, surat kabar dan stasiun televisi tak satu pun memuat atau menayangkan kejadian tersebut sejak awal, bahkan ada usaha penguasa untuk berusaha menutup-nutupi kasus ini?
* dipetik dari laman web Indonesia menerusi FB Eila Baroldin
Begitulah kehebatan seorang muslimah sejati yang rela mengorbankan nyawanya sekalipun demi mempertahankan Islam. Semuga Allah menempatkan roh Allahyarhamah di kalangan hambanya yang beriman
semoga ditempatkan dikalgan orang yang beriman
ReplyDelete